Kamis, 05 November 2015

B-A-P-E-R


Entah sejak kapan istilah ‘baper’ itu muncul; yang jelas, sekarang ini, baper udah kayak virus yang cepat banget menjangkiti kawula muda. Hihi, lucu ya. Sering kita lihat, orang-orang mendadak jadi mellow pas denger lagu-lagu galau. Mendadak pengen ketemu ‘seseorang’ pas disinggung sedikit aja tentang perasaan. Pokoknya, apa-apa larinya jadi ke sesuatu (lebih tepatnya ‘seseorang’) yang lagi nggak ada, tapi di-ada-adain di pikiran. Huuhuu… kangeeen… T-T

Nggak perlu lah ya, saya jelaskan panjang-lebar tentang baper itu apa. Tanpa perlu tercatat dalam KBBI, anak muda mana yang nggak ngerti istilah baper. Bawa Perasaan. Tiba-tiba pengen ketemu, ngobrol, dekat, mengakrab….

Lantas, otak kita mulai bekerja mengkhayalkan ‘hal-hal indah’ tentang dirinya. Mengungkit kenangan, atau bahkan membayangkan bisa “mengukir masa depan” dengan dirinya. Duileee… cinta memang dahsyat, coy! :v

Teman-temanku yang saya sayangi… pernah nggak kalian berpikir, apa kira-kira yang orang lain pikirkan ketika kita mulai baper? Ketika diri kita mulai mengkhayalkan sesuatu yang tak terjangkau. Apa kira-kira tanggapan orang lain ketika melihat kita mendadak sendu, galau, dan mengungkit-ungkit sesuatu yang nggak jelas di mata mereka?

Temans, (pakai’s’ karena banyak teman, hehe…), yuk, coba kita pikirkan sebentar. Apa sisi positif yang bisa kita ambil dari kebaperan kita. Ada teman yang nikah, trus bawaannya jadi suka mikir, “Giliranku kapan?” Sambil asyik bercerita ke teman-teman bahwa kelak akan membangun rumah tangga yang sakinah-mawaddah-warohmah-sumringah-merekah penuh berkah dengan seseorang – sambil ketawa-ketiwi, berharap teman yang mendengarkan akan mengerti (benar-benar mengerti) dengan apa yang kita bicarakan. Ada lagu galau diputer, tiba-tiba keinget pernah punya cerita cinta yang ngegantung…. Lagi jatuh hati sama seseorang, pernah ketemu dan berinteraksi berulang-ulang… lalu ketika berpisah, berharap banget bisa ketemu lagi sama dia, terus, terus, dan teruuuuss… trus menceritakan kerinduannya sama teman-temannya. Baperr….

Ketemu baper, nggak ketemu tambah baper…. Baper’s everywhere.

Duh, Guys… kenapa dikit-dikit harus baper? Coba pikirkan, apa tanggapan orang-orang ketika kita mulai baper? Bisa jadi mereka bosan dengan sikap kita yang terkesan… ehm, apa ya? Galauan, nggak semangat, pengkhayal, lemah, dan kurang memiliki kontrol diri. Padahal, apatah yang kita harapkan dari mengajak serta orang-orang “menikmati” kebaperan kita. Nggak ada yang enak dari mendengarkan orang curhat-curhat galau-nggak jelas. Mungkin, orang-orang akan terlihat berminat dan bersedia “memberikan telinga” untuk menampung curhatan kita, tapi, apakah mereka benar-benar akan “menikmatinya”? Saya yakin sekali, TIDAK.

So, jangan terlalu lemah. Hidup ini indah, guys. Nikmati ritmenya, rasakan kasih-Nya di tiap hembusan napas kita. Buat apa melemahkan diri sendiri dengan khayalan yang tidak berguna, apalagi mengajak orang lain untuk larut ke dalamnya?

Malu lah ya… udah gede masih suka “manja”….

Nggak ada yang salah kok, dari memiliki impian atau cita-cita tentang, ehm, “seseorang”, Tapi, ingat aja, “seseorang” yang kamu maksud itu milik Allah, jadi, cukup dekati Pemiliknya. Hehehe….

Boleh kok, baper. Kata siapa kita bisa selamanya kuat? Tapi, curhatnya ke Allah aja, nggak perlu menampakkan ke orang-orang agar mereka bersimpati pada kita. Tahukah kamu, hal semacam itu tidak akan mengundang simpati sama sekali; yang ada malah sebaliknya, orang-orang jadi bosan sama kita.

Cukup ceritakan masalahmu kepada Allah. Temukan solusi yang tepat dan rasakan, Allah will always be there for us. Always. J



         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar