Rabu, 12 Maret 2014

OSPEK OSH, OSH!!~~2 [Ma'ahid dalam Bingkai Cerita]

<<< Episode Sebelumnya

Eps.2
Sore harinya, tahu-tahu ada instruksi dari kakak kelas yang dadakan banget, kita disuruh ‘pentas’ untuk mengisi acara pada malam harinya (oh iya lupa bilang, hari itu kita nginep loh di madrasah). Nah, pentasnya itu terserah kita.boleh nyanyi lagu nasyid, boleh drama, boleh pantomim.... pokoknya, tiap-tiap kelompok harus ada ide yang bisa dipentaskan.

Malam harinya, kami duduk di halaman sekolah, di depan kantor Osis (untuk yang akhwat, sih. Kalau tempat ikhwan beda lagi, dipisah). Lesehan gitu, digelarin tikar sambil disuguhi air minum, cemilan dan roti. Beberapa guru juga ada yang ikut bergabung, ingin menyaksikan pentas yang akan kami pertunjukkan.

Pentasnya macam-macam. Yang paling berkesan buatku adalah pentas pantomim yang ditampilkan kelompok Dek Tina dan kawan-kawan. Aktingnya itu loh, empat jempol dah!

Singkat cerita, kami udah pada tampil semua tuh. Nah, sekarang giliran kakak-kakak senior yang unjuk gigi.
Malam rasanya makin gelap dan dingin aja. Pohon nangka di depan kantor Osis berkesiur ditiup angin. Gedung sekolah di depan kami berdiri kokoh dengan penerangan agak remang-remang.

Drama kakak senior dimulai dengan adegan ngobrol di bangku panjang. Tokohnya ada dua orang. Mereka berdua lagi asyik ngobrol gitu, soal sinetron yang lagi naik rating waktu itu.

Lagi asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba yang satu orang pingsan (akting pingsan sih, bukan beneran). Temannya panik, dibangun-bangunin kok nggak bisa....

Tahu-tahu, pats!! Semua lampu mati! Huaaa...!! Kita semua pada jejeritan. Feeling masing-masing mulai nggak enak, nih.

Keadaan gelap gulita, tapi kami tetap disuruh diam di tempat. Lalu tiba-tiba....
“Whoaaaa!!” barisan penonton bagian belakang berteriak histeris!
Kami menoleh dan mendapati makhluk putih-putih loncat ke arah kami.
Pocong!!!

“WUUAAAAAA.....!!!”
Kami berlarian nggak tentu arah. Brak, bruk, brak, gubrak gubrakk! Nggak jelas kita-kita pada nginjek apa.
Lalu, makhluk-makhluk lain ikut bermunculan! Kuntilanak... suster ngesot... dari kantor Osis... dari kamar mandi...

“AAAAAAAA...!!!”
Kami terus histeris, berlari menghindari setan-setan itu dan menendangi apa saja.
Suasana rusuh dan heboh terus berlangsung beberapa saat lamanya. Selanjutnya, lampu kembali menyala. Napas kami memburu cepat, ngos-ngosan dengan keringat dingin bercucuran. Setan-setan itu pergi lagi dengan tampang tak berdosa.

Keadaan yang terlihat jadi kacau balau. Tikarnya awut-awutan. Gelas-gelas plastik bergelimpangan. Tampang kami yang udah kusut nahan kantuk, jadi terlihat makin kusut.

Kakak-kakak Osis pada ngikik puas. Nggrgghh... kita dikerjain! Awas kau, dasar kakak senior cantik!! (tadinya pengen maki, tapi... ups ah, anak Ma’ahid kok marah-marah, hehe...)
____________________
Habis acara heboh-hebohan itu, kami diminta kembali ke ruang kelas untuk beristirahat. Tempatnya sudah ditata sedemikian rupa, dikasih tikar sebagai alas tidurnya.
Hoaahm... nguantuks!
____________________

Tengah malam, kami dibangunin sama kakak-kakak. Padahal baru terlelap selama tiga jam. Tapi mau-nggak mau, kami bangun juga.

Tengah malah begitu, ada aja tugas yang dikasih. Kami mau mengadakan jurit malam! Hiiyy...!
Jadi, kita disuruh pergi ke makam! Cuma dibekali sebatang lilin, dan ke sananya harus bergiliran perkelompok. Satu kelompok –kalau nggak salah– ada empat orang.

Nah, ada empat pos yang harus kami lalui. Entah posnya ada dimana aja, yang jelas ada di sepanjang perjalanan ke makam. Kita disuruh nyari sendiri. Dan, kalau kita mendengar suara ‘huu...huuu...’, kita disuruh melafalkan kalimat “A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq” (aku berlindung dengan kalimat Allah Yang Maha Sempurna dari segala keburukan yang Ia ciptakan).

Kakak senornya pake acara nakut-nakutin segala, “Kita nggak tahu lhoo, itu suara apa....”
Dan, benar saja.pas kita jalan, sementara jalanan yang kita lalui gelap gulita dan hanya berbekal penerangan dari lilin, pas kita lewat depan mosholla, terdengarlah bunyi krasak-krusuk. Sambil kita baca dzikir yang diminta tadi, kita cari asal suara itu.

Eeh, ternyata ada kakak-kakak lagi ngumpet. Nah, ketemu deh pos pertama.
Di situ, kami disuruh melafalkan salah satu surat Al-Qur’an (aku lupa suratnya apa. Kayaknya An-Naba’ deh).

Selesai dengan pos pertama, kami lanjut ke pos kedua, yang nggak lain bertempat di area pemakaman. Hhoo... mboh lho!

Kami berempat (sungguh aku lupa, siapa aja yang satu kelompok sama aku. Duh...) berjalan dempet-dempetan.

Area pemakaman cukup gelap, tapi nggak gelap-gelap banget, sih. Soalnya area pemakaman di belakang madrasahku ini dekat sama jalan raya. Jadi masih kelihatan kerlap-kerlip lampu gitu. Dan lagi ada beberapa kendaraan yang simpang siur di jalan raya, jadi nggak takut-takut amat, sih....

Kami nyari kumpulan senior yang menandakan letak pos dua berada. Kami jalan ke sana... ke sini...nggak nemu-nemu juga. Sampai ketemu sama kelompok lain. Padahal, waktu untuk masing-masing kelompok ada jatahnya. Satu kelompok jalan, kelompok berikutnya menyusul setelah beberapa menit kemudian. Lhah, sampai bisa ketemu sama kelompok lain, berarti pos duanya emang susah dicari yak?

Mungkin karena mbak-mbaknya pada capek kelamaan jongkok (hahaha...), akhirnya muncul juga kode-kode itu. Ada suara gemerisik dan seperti ada panggilan di balik semak-semak. Kita buru-buru ke sana, dan ternyata bener, ada mbak-mbak lagi pada jongkok di sana. Duh... maaf, Mbak. Capek ya nungguinnya? Hihi... tapi aku jadi pengen ketawa lho, Mbak.

Di pos kedua ini, kami dikasih lembar soal. Ada beberapa kata dari Bahasa Indonesia yang harus kami terjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Arab, dan Jawa. Sambil ngisi lembar soal, sambil kami jalan nyari pos tiga.

Sepanjang perjalanan menyusuri area pemakaman, suara ‘huu... huuu...’ yang ‘dijanjikan’ semakin sering terdengar. Eeh, malah ada yang nahan ketawa. Halah, itu pasti suara bapak-bapak guru Ma’ahid yang lagi pada sembunyi di semak-semak. Sekongkol! :D

Pos ketiga lebih gampang diketemuin. Soalnya, letak pos itu di gerbang pemakaman sebelah selatan. Jadi gampang dilihat.
Di situ, kami disuruh nyerahin lembar soal tadi yang udah berisi jawaban. Terus, kakak-kakaknya ngasih tebakan, sesuai dengan yang tertera di lembar soal tadi. Ngetes aja, masih ingat nggak kita, sama jawaban yang ditulis tadi?

Huahh, perjalanan panjang, nih. Masih ada pos keempat. Letaknya di halaman Madrasah Aliyah.
Di pos keempat, ada ibu-ibu guru Ma’ahid yang sudah bersiap dengan lintingan kertas berisi soal. Kami diminta mengambil satu.
Soal yang kami dapat, temanya tentang ‘menahan marah’ (eh, iya nggak ya? Kayaknya sih beneran itu, hehee...). Nah, ditanya-tanyain deh tuh, all about ‘menahan marah’. Gimana pendapatmu... bla bla bla dan seterusnya.

Selesai menjawab, barulah kami kembali ke kelas. Capek. Sampai di kelas, kita duduk-duduk melepas penat. Tadinya mau ada agenda sholat tahajjud, tapi karena para peserta ospek kelelahan, dan waktunya sendiri sudah hampir mendekati waktu subuh, jadi agenda sholat tahajjud dibatalkan.

Pas adzan Subuh, kita rame-rame ke musholla. Sholat Subuh berjama’ah. Habis sholat, balik lagi ke kelas. Pengen nerusin tidur... tapi tanggung. Bentar lagi matahari naik. Ya udah deh, ngobrol-ngobrol gaje sama teman-teman.
____________________

Akhirnyaaa! Acara ospek ditutup dengan upacara penutupan.
Sebelum upacara, perut kami yang pada protes, sudah terisi dengan sarapan nasi, pecel, dan bakwan. Kenyang. Upacara penutupan disambut dengan helaan napas lega dari kami. Alhamdulillaah...!

Next day, welcome to Madrasah Aliyah, temans...!! J


-----  end  -----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar