Rabu, 01 Januari 2014

DIARY ILC KAMMI




Jum’at, 15 November 2013
Di Pondok Pesantren Saubari Bening Hati, Meteseh, Tembalang

       Ditemani dinginnya udara malam dan rintik hujan di luar, sambil bersedekap tangan dan membungkus diri dengan jaket rapat-rapat, kami duduk menyimak materi pertama ILC.

       Acara ILC atau Indonesia Leadership Camp kali itu diawali dengan materi yang disampaikan oleh Ustadz Imron. Kami para peserta, duduk menyimak di salah satu ruangan yang cukup penerangan. Beliau Ustadz Imron, mengawali materi dengan senyum dan salam. Kami jawab salamnya berbarengan. Sambil tak lupa menyerukan takbir yang menjadi pompa semangat kami. Allohu Akbar!!

       Segala puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kami di acara ini. Sungguh luar biasa rasanya mendapat berlimpah-limpah ilmu yang tak ternilai harganya. Demikianlah cara Allah mengajari kita. Kita berkumpul dalam satu forum diskusi, meraup sebanyak-banyaknya ilmu sebagai tegukan penghilang dahaga. Basah sudah hati kami dengan telaga ilmu.

       Semoga di saat itu, para malaikat merentangkan sayap selebar-lebarnya sebagai tanda dirahmatinya majlis kami oleh Allah SWT. Semoga para makhluk-Nya ; malaikat, serangga-serangga kecil yang beterbangan di seputaran kami, kerikil-kerikil, rumput basah, hingga rintik hujan mendengungkan doa bagi kami, agar senantiasa tercurahi dengan segenap kasih Ilahi.

       Sejuk hati kami. Materi pertama tersuguh dengan tema Syahadatain.


       Sahabat, apa itu Syahadatain?

       Ya, sepatutnya muslim manapun tahu itu, apa arti Syahadatain. Dua kalimat yang berbunyi : 1.) Asyhadu allaa ilaaha illallaah, 2.) Wa asyhadu anna Muhammadar-rosuulullaah. Bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah. Bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

       Lalu, ada apa dengan Syahadatain?

       Sahabat, pernahkah engkau bertanya-tanya, mengapa orang-orang jahiliyyah yang hidup di zaman Rosul, mengingkari bahwa Illah mereka adalah Allah? Mengapa mereka, yang awalnya mencintai Muhammad SAW dan menyebutnya sebagai orang tepercaya, kemudian membenci beliau dan memusuhinya? Ada apa sebenarnya dengan pernyataan syahadat yang diucapkan Rosulullah? Toh mereka yang jahiliyyah pun tahu Tuhan itu ada. Mereka tahu Allah itu Wujud. Bahkan ayah Rasulullah yang juga hidup di masa jahiliyyah punya nama ‘Abdullah, yang artinya ‘hamba Allah’. Lantas, mengapa mereka enggan bersyahadat?

       Sahabatku....
       Syahadat, nyatanya bukanlah perkara yang bisa dianggap enteng. Tidak cukup hanya dengan bersuara melalui lisan. Tidak pantas jika hanya diucapkan tanpa perenungan.
       Dalam Bahasa Arab, kita mengenal kata ‘Tuhan’ dengan kata ‘Ilaah’ dan ‘Robb’. Mengenai kalimat syahadat, pernah seorang paman Nabi berkata kepada beliau ; dia bersedia mengucapkan kalimat syahadat, asalkan kata ‘Ilaaha’ diganti menjadi ‘Robba’. Lho,kenapa harus diganti? Padahal artinya sama-sama ‘Tuhan’ ya?

       Tidak! Makna ‘Ilaaha’ ternyata berbeda dengan ‘Robba’.
       ‘Robb’ mengandung makna ‘Tuhan’ ; Tuhan Yang Menciptakan, Tuhan Yang Memberi rizki, Tuhan Yang Memberi kita kehidupan. Sedangkan ‘Ilaah’ memiliki makna yang lebih dalam daripada itu.

       ‘Ilaah’ berarti Tuhan ; Tuhan Yang Dicintai, Tuhan Yang Diikuti (peraturan-Nya), Tuhan Yang Ditaati, Tuhan Yang Disembah.

       Salah satu sifat baik orang-orang jahiliyyah di masa Rosul adalah menepati janji. Mereka sangat konsisten dan menghargai arti sebuah sumpah. Mereka tidak mau asal bicara, asal mengumbar apalagi melanggar. Mereka tahu betul makna dari syahadatain. Tiada Ilaah selain Allah. Artinya, segala ketetapan dan ketentuan Allah harus menjadi bagian dari hidup mereka, Bagian dari nafas dan denyut nadi mereka.

       Tidak ada lagi kuasa, atau merasa hebat di atas segala-galanya. Tidak bisa menjadi ‘Tuan’ yang dzalim, melainkan harus senantiasa menghamba pada Sang Maha Raja. Konsekuensinya, orang yang telah bersyahadat hanya boleh taat pada Allah, tunduk pada-Nya dan mencintai Dia dengan seutuh-utuhnya cinta.

       Para sahabat Nabi paham betul dengan makna syahadatain. Tidak heran, mereka dikenal pemberani dalam menegakkan agama Allah. Mereka rela berperang demi membela agama yang haq. Mereka tidak takut pada apapun selain Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada yang mereka cemaskan. Pun dengan kehilangan harta dan sanak saudara, mereka rela. Bahkan nyawa sekalipun menjadi taruhannya.

       Jika kita mencintai sesuatu, maka cinta itu harus dilandaskan pada kecintaan kita terhadap Allah.Sebab Allah-lah Yang Menanamkan benih cinta di hati kita. Mencintai orang tua, saudara, kerabat, sahabat, dan sesama muslim lainnya. Apa maksudnya mencintai seseorang karena Allah?

       Artinya, kita mencintai dia karena dia mencintai Allah. Karena dia menuntun kita untuk lebih dekat dengan Allah. Kalau seandainya orang tua kita memerintahkan kita untuk berbuat syirik atau melakukan hal-hal yang menyimpang, maka kita tidak boleh menurut. Allah membenci perbuatan syirik, karena itu, kita dilarang menuruti perintah yang mengarah padanya.

       Mencintai seseorang karena Allah, bisa juga bermakna bahwa kita mencintai seseorang yang dicintai oleh Allah. Mencintai sesuatu yang disukai oleh Allah. Itulah makanya, kenapa tidak pernah ada ungkapan ‘mencintai pacar karena Allah’. Lha, mana ada tuntunan berpacaran dalam Islam? Memangnya Allah pernah mengajari kita tentang pacaran? Lagipula, tidak pernah ada panduan untuk berpacaran dengan baik dan benar, apalagi sesuai dengan syari’at Islam ( kecuali kalau pacarannya dengan suami/istrinya sendiri ^-^).

       Itulah sobat, mengapa para pejuang sejati rela berjihad membela Islam. Karena mereka mencintai Tuhannya, bukan sekedar cinta abal-abal. Mereka begitu konsisten menepati janji, menepati sumpah yang tersemat dalam kalimat syahadat yang diucapkannya.

            Allohu Akbar!! Allohu Akbar!! Allohu Akbar!! Insya Allah, para mujahid sejati senantiasa dicintai oleh Allah dan dibalas dengan syurga-Nya yang agung. Aamiin.
______________

       Malam merambat naik. Materi pertama tuntas sudah.Tiba waktu kami beristirahat.Sekali lagi, seruan takbir menggema semarak : Allohu Akbar!!
       Kami beranjak menuju satu ruangan yang telah ditata apik sebagai tempat beristirahat. Esok akan ada materi lain yang Insya Allah akan semakin menggugah semangat kita. Waktunya istirahat...! =)
______________
       Allah...kami adalah para perindu syurga. Rindu bertemu dengan-Mu, rindu bertemu dengan Rasul-Mu. Allah.. jika kami harus mati, pertemukanlah kami dengan-Mu dalam keadaan syahid. Aamiin. Aamiin. Aamiin. Yaa Robbal ‘Aalamiin.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar