Sabtu, 25 Januari 2014

OUTBOND PL1 KHARISMA 2013, Dua Jempol Untukmuu...!!



APA ITU KHARISMA?
Yok Kenalan Yookk!!
Kharisma adalah salah satu UPK (a menyebutnya ekstrakulikuler semasa sekolah) di Fakultas Ilmu Budaya UNDIP. UPK ini bergerak di bidang Rohis (Kerohanian Islam). KHARISMA sendiri mempunyai arti “Keluarga Humaniora Islam Madani”. Sebelum dinamai KHARISMA, UPK ini bernama KMMS atau Keluarga Mahasiswa Muslim Sastra.

Lambang, Ikon, dan Jargon KHARISMA
Lambang KHARISMA berbentuk perahu layar dengan warna perahu kuning keemasan, layar berwarna putih, bilik putih, bulan-bintang kuning keemasan, warna dasar biru, tulisan hitam, serta bingkai hitam (NB : Nyontek di PPO KHARISMA, hihii). Nah, nggak heran kalau di setiap acara KHARISMA selalu identik dengan hiasan origami perahu layar. Asik juga sih kelihatannya ^-^

Nah, ikon yang paling terkenal dari UPK ini adalah Mas Budi, kartun ikhwan berblangkon yang menangkupkan kedua tangan di depan dada. Ada juga ikon lain bernama Mbak Aya, kartun akhwat cantik berjilbab biru.

Jargon yang terkenal dari UPK ini berbunyi : Aku, Kampusku, Berbudaya Islami. Nah, ketika mengucapkan kata “Berbudaya Islami” inilah, biasanya para anggota KHARISMA menangkupkan tangannya di depan dada, persis seperti gayanya Mas Budi. :)

Departemen KHARISMA
Departemen KHARISMA dibagi menjadi enam :
1. Departemen Syiar
2. Departemen Kaderisasi
3. Departemen Ekobis (Ekonomi dan Bisnis)
4. Departemen KSSI (Kelompok Studi Sastra Islam)
5. Departemen Mentoring
6. Departemen An-Nisa

Nah, berhubung saya adalah anggota baru, jadi belum banyak yang bisa saya perkenalkan mengenai KHARISMA. Saya saja baru direkrut sekitar dua bulan yang lalu, pas ketika diadakan acara outbond KHARISMA di lapangan tembak dekat FEB UNDIP, tepatnya pada tanggal 24 November 2013. Insya Allah ke depannya akan lebih saya dalami lagi apa itu KHARISMA, humb! (semangat perbaikan! >.<9 )

Oke, mungkin akan lebih menyenangkan kalau saya sharing pengalaman selama mengikuti outbond di lapangan tembak. Seru pake bingiit! Ini ceritanya, cekidott!
*****
STARTED  FROM  OUTBOND
Saya tahu, salah satu budaya yang cukup terkenal di negara kita adalah nga-ret! Yeah, jam karet alias suka telatan ini memang menjadi salah satu penghambat kemajuan negara kita. Menyebalkan memang, kalau kita bikin janji jam berapa... eeh, yang diundang malah datangnya jam berapa... Janjian jam tujuh, dateng jam lapan. Acaranya pagi, berangkatnya siang. Hadeh...

Opening dengan bahasan tentang jam karet ini menjadi awal cerita outbond KHARISMA pada tanggal 24 November 2013. Kali itu, saya menjadi salah satu ‘sosok menyebalkan’ yang telah saya singgung di atas. Acara outbond ini sejatinya akan dimulai pada pukul tujuh pagi, dimulai dengan acara berkumpul di joglo depan kampus FIB UNDIP. Saya baru nyampai di kampus sekitar jam setengah delapan. Sampai di joglo, rupanya sudah banyak yang menunggu. Haduuh, menyesal sudah bikin repot. Maaf ya, kakak-kakak....T.T

Akhirnya, berhubung setelah kedatangan saya pun masih ada peserta yang terlambat, acaranya baru bisa dimulai sekitar pukul delapan. Hadeh... patut diberi pelajaran neh!

Eh lho, aku juga telat ya??

Hu hu... gara-gara keterlambatan ini, beberapa dari kami yang ketahuan berangkat tidak tepat waktu, akhirnya diberi hukuman. Kakak-kakak dari KHARISMA ‘berbaik hati’ menyiapkan masker ‘kecantikan’ yang berkhasiat bikin kulit wajah terasa kencang. Iya bo’, kita dikasih apaan coba? Adonan setengah kental berbahan dasar air, tepung terigu, sama tomat mateng diblender, trus dioles-olesin ke muka kita. Iyuh!

“Ampun Kaak... jangan banyak-banyaaakk... wuuuuuaaaaa....!!!” kami tulung-tulung, ampun-ampunan sampai gelesoran, garukin kepala, garukin tanah, garukin pohon, .... ugh, oke, ini terlalu lebay. Haha, pokoknya muka kami waktu itu, supeeeerr unyukk~! Pake banget, ugh!

“Ini sebagai hukuman karena kalian tidak mau datang tepat waktu,” kata kak mas’ul KHARISMA—uhm, waktu itu masih jadi mas’ul, hehe... eh? Duh! Peace—alias Kak Sudar, trus katanya lagi, “Seorang pemenang selalu memiliki cara untuk mencapai tujuan, sedangkan seorang pecundang selalu memiliki alasan untuk menghindar” [kurang lebih sih begitu].

Uhuk, tertohok neh! Hu hu... iya... maaf  Kakak... kami menyesal... T.T

Tapi, berkat adanya kejadian ini, kami jadi maskeran gratis pagi itu. Maak... rasanya kenceng banget di muka, sampai mau dipakai ketawa aja susah! Alhasil, kita mah cuma bisa nyengir aja walaupun rasanya udah nggak nahan. Begitu kering, maskernya berasa keramik retak-retak gitu. Hahaa... duuh, nggak kuat aku, kalau nulis yang beginian. Guookkiill........ astaghfirullah....!  >0<

Nah, selesai dengan ritual masker-memasker muka, kami berangkat menuju lapangan tembak dengan berjalan kaki. Lumayan jauh sih, tapi karena lingkungan di sana menyuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya, jadi kami nggak capek-capek amat.

Begitu sampai di lokasi, (ini pertama kalinya aku mengunjungi lapangan tembak), Masya Allah... indah bbuaangeeet...!! Pemandangannya kayak di perbukitan, banyak pepohonan, nun jauh di sana terbentang kota Semarang bawah yang sedikit berkabut. Burung-burung elang beterbangan di udara. Tanah lapang terbentang dengan rerumputan yang subur menghijau. Hahh... benar-benar luar biasa agungnya ciptaan Allah!

Sebelum  melaksanakan kegiatan outbond, Kak Lukas selaku ketua Insani 2013 terlebih dahulu menyampaikan sepatah-dua patah kata (eh, banyak sih sebenernya) sebagai pembuka acara. Sambil ngedengerin, sambil kita makan-makan juga, hehe...

Abis itu, kita menuju ke lapangan tembak yang terletak di bawah bukit tempat kami berada.

Singkat cerita, Kak Sudar mengadakan sebuah permainan. Kita diminta membentuk formasi dua lingkaran besar (lingkaran untuk ikhwan dan lingkaran untuk akhwat), lalu kita berlari-lari kecil, masih dalam formasi melingkar. Apabila Kak Sudar memberi tanda suara satu kali (aku lupa, tanda suaranya pakai tepukan tangan, peluit, atau apa), maka kita harus berhenti berlari dan bergaya seperti patung Pancoran, dengan telunjuk mengarah ke Kak Sudar. Kalau dua kali, kita harus mencari satu orang teman, saling bergandengan dan mengayun-ayunkan kedua tangan. Kalau tiga kali, harus mencari dua orang teman dan membentuk formasi seperti rambu-rambu lalu-lintas, dengan kedua tangan dikuncup-kembang-kuncup-kembangkan sebagai isyarat lampu menyala,... dan seterusnya saya lupa. Sampai tanda berbunyi tujuh kali dan kami berkumpul membentuk kelompok tujuh orang, akhirnya diputuskan bahwa itulah kelompok kami dalam permainan outbond selanjutnya.

Selanjutnya, area pemainan dipisah antara yang ikhwan dengan yang akhwat. Para ikhwan dipimpin oleh Kak Sudar dan teman-teman sesama ikhwan lainnya, sedangkan kami para akhwat dipimpin oleh kakak-kakak sesama akhwat juga.

Di permainan kedua, lagi-lagi kami berurusan dengan tepung [wiiy...  tepung day bener dah....]. Kita disuruh ngambil gulungan kertas kecil-kecil yang terselip di dalam wadah berisi tepung. Masing-masing kertas berisi satu kata. Kertas-kertas itu harus diambil secara bergantian oleh para anggota kelompok untuk kemudian disusun menjadi sebuah kalimat. Yeahh.... prinsipnya bejo-bejoan, sih. Kalau pas kata-katanya bisa nyambung, ya bagus. Tapi kalau melenceng-melenceng nggak jelas, ya mau-nggak mau harus tetap disusun sekreatif mungkin.

Syukur deh, kelompokku dapetnya kata-kata yang familiar banget dan bisa disusun menjadi sebuah kalimat yang bunyinya “Never put off till tomorrow what you can do today” (kayaknya pernah lihat, di buku apaa gitu :D). Akhirnya, kelompokku bisa menyelesaikan permainan ini dengan cepat. Yai!

Go to the next game! Kali ini, kita main nego-negoan (hah, apaan tuh?).
Jadi, kakak-kakak dari KHARISMA Sudah mempersiapkan beberapa kotak yang di dalamnya berisi sesuatu yang masih dirahasiakan. Masing-masing kotak memiliki poin yang berbeda, tergantung dari isinya. Nah, kita diberi tawaran untuk memakan isinya dalam waktu sekian detik, sesuai permintaan kakaknya. Tapi, kita juga masih bisa nawar. Misal, kakaknya menawarkan waktu 30 detik. Kita tawar 25 detik. Kalau ada kelompok lain yang bisa menawar kurang dari itu (20 detik misalnya) dan akhirnya disepakati oleh kakaknya, maka kelompok itulah yang berhak mendapatkan poin, dengan syarat sanggup memakan ‘sesuatu’ di kotak tersebut, dalam waktu yang telah ditentukan.

Asli bo’, seumur-umur, baru kali itu aku makan daun pepaya mentah dalam waktu yang cuma sekian detik. Iya, daun pepaya! Ppuuuuaittnyaa minta ampun! Yah, ternyata isinya memang aneh-aneh. Ada terasi, bawang putih mentah,... mungkin yang agak nomal sih, ada tomat, dan yang paling normal adalah kerupuk. Semakin ‘nggak normal’ makanannya, semakin gede poinnya. Huikks, ada-ada aja nih kakaknya...

Sudahlah, aku tak ingin mengungkit masa-masa pahit itu. Next, kita main tepung lagiii (lageeeee????). Nah, jadi pemainannya adalah, salah satu anggota dari masing-masing kelompok harus ditutup matanya dan berjalan ke depan . Beberapa meter di depannya, ada semacam gawang kecil yang ditandai dengan dua buah batu seukuran tangkupan tangan, yang disusun dengan jarak keduanya kurang-lebih 40 cm. Satu anggota kelompok yang ditutup matanya ini harus berjalan tepat memasuki jarak antara kedua batu tersebut. Seorang teman lagi bertugas memberi instuksi, ke arah mana dia harus berjalan. Sementara anggota kelompok lainnya harus berdiri berjajar di sepanjang sisi jalur menuju ke gawang. Masing-masing anggota diberi kantong plastik. Ada yang berisi air, ada yang berisi tepung. Tugas anggota kelompok lainnya adalah memecahkan kantong-kantong tersebut sampai mengenai teman yang berjalan dengan mata tertutup.

“Pecahkan kantong plastiknya jika teman kalian itu melenceng dan berjalan ke arah kalian. Makanya, kasih instruksi yang bener,” kata si kakak.

Yahh... sebagai teman satu kelompok, jadi nggak tega kalau harus mengorbankan teman seperjuangan [T.T]. Alhasil, selama permainan, nggak ada satupun kantong plastik yang kami pecahkan untuk teman kami. Dari kelompok lain juga begitu. Alhasil, setelah permainan selesai, kakak-kakak dari KHARISMA memberi kami hukuman. Kami diminta berangkulan, sementara kakak-kakak itu memecahkan kantong-kantong plastik di atas kepala kami. Yiay, kami putih bangeeeeeett....!! Hiyufh, nggak papa, kalau gini kan jadi sama rata-sama rasa :’)

Lanjuuut...!

Ada game ular-ularan, nih. Cara mainnya, kita harus membentuk formasi memanjang sesuai nomor urut yang kita dapatkan, dari angka satu sampai tujuh. Nah, ada jarak panjang-membentang yang harus kami taklukkan (kurang-lebih enam meter). Tanda jarak paling belakang adalah sebuah pohon jati (iya jati kayaknya), sedangkan jarak yang di depan adalah Kak Vera yang sedang membawa sebuah ranting pohon.

Ibaratnya, kita para kelompok ini adalah ular-ular yang sedang berebut makanan, tapi bagaimana cara kita mendapatkannya, sementara jarak yang terbentang begitu jauh, dan kita tidak diperbolehkan saling terputus. Akhirnya, kami memanfaatkan beberapa jenis barang yang kami pakai, di antaranya ada slayer dan tali sepatu. Kami sambung-sambungkan, lalu kami pegang ujung-ujungnya.

Huahh... seru sekaliii... Apalagi pas kita tahu kalau ternyata itu semua masih belum cukup panjang untuk mendapatkan ranting yang dipegang sama Kak Vera. Kita sampai merentangkan tangan panjang-panjang, bahkan sampai baring-baringan di tanah saking usahanya memperpanjang formasi. Hyaah... akhirnya, ketangkap juga tuh ranting! I get it Konco-koncoo...! ^-^

Hyufh... capek, bos. Finally, setelah game ular-ularan ini berakhir, kami turun ke sungai yang membentang di bawah lapangan tembak. Melewati sawah-sawah yang padinya mulai menguning. Eeh lhaah... di sana juga masih ada pemainan rupanya, kirain udah bisa istirahat. Hmmfh...

Permainannya mindah-mindahin air dari satu piring ke piring lainnya. Caranya, kita harus berbaris dengan posisi jongkok, trus mindahin air dari atas kepala. Jadi kayak nyunggi piring gitu (untung piringnya piring plastik, hhe) dan ainya nggak boleh sampai tumpah. Trus, kita juga nggak boleh noleh-noleh ke belakang. Jadi ya kalau teman kita di belakang ketumpahan air, harap dimaklumi (hihi..).

Ahh udah, permainan tuntas sampai di situ. Selanjutnya, kita nikmati waktu istirahat di sungaii... Nggak sampai nyebur, sih. Cuma memanfaatkan background buat foto-foto bareng, jiaah... Asiiikk...!! ^0^9

Hh... hari itu seru banget. Keren, suka sama acaranya walaupun harus pulang dalam kondisi basah dan... ehm, apa lagi kalau bukan bertepung :D. Coz, selain permainan-permainan itu, yang juga bikin asik adalah saat diumumkannya hasil Oprec (Open Recruitment ; penerimaan anggota baru pengurus KHARISMA) oleh kakak-kakak kami tercinta. Masing-masing peserta diberi gulungan kertas berpita biru. Tapi kita belum diperbolehkan membuka gulungan itu sebelum para pengurus dan peserta baru mengikuti sesi foto bersama (ehm, berasa kayak di halal bihalal keluarga besarr) sambil membawa MMT KHARISMA tercinta. Yoow, ini dia, katakan... KHAARISMAA...!! (ckrikk!)*





Deg-degan waktu buka gulungan kertas itu. Begitu dibuka,

Cless...!!
“Barakallah....!!”
Tulisan gede-gede itu langsung menarik perhatianku. Aku baca lanjutannya, ibuuuk... aku keterima di KSSI!! Huaah... Alhamdulillaah... my dream came truueee.....!! ^_^

Senengnyaaa bukan main. KSSI itu adalah salah satu departemen di KHARISMA yang bergerak di bidang sastra (KSSI = Kelompok Studi Sastra Islam). Yang pasti, KSSI mengkhususkan pada bidang kesusastraan, acara-acara tentang seni dan karya sastra, dan lain-lain.. ah, belum ngerti lah, ntar aja kalau udah benar-benar terjun di KSSI, baru tahu gimana serunya masuk ke sini, hihi.


Barakallah, dirikuu... semoga kamu bisa menjalankan amanah dengan baik, aamiin :3
“How beautiful todaayy...!!" :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar