APA
ITU KHARISMA?
Yok
Kenalan Yookk!!
Kharisma adalah salah
satu UPK (a menyebutnya ekstrakulikuler semasa sekolah) di Fakultas Ilmu Budaya UNDIP. UPK ini bergerak di
bidang Rohis (Kerohanian Islam). KHARISMA sendiri mempunyai arti “Keluarga
Humaniora Islam Madani”. Sebelum dinamai KHARISMA, UPK ini bernama KMMS atau
Keluarga Mahasiswa Muslim Sastra.
Lambang, Ikon, dan Jargon KHARISMA
Lambang KHARISMA berbentuk
perahu layar dengan warna perahu kuning keemasan, layar berwarna putih, bilik
putih, bulan-bintang kuning keemasan, warna dasar biru, tulisan hitam, serta
bingkai hitam (NB : Nyontek di PPO KHARISMA, hihii). Nah, nggak heran kalau di setiap acara KHARISMA selalu identik dengan
hiasan origami perahu layar. Asik juga sih kelihatannya ^-^
Nah, ikon yang paling terkenal dari
UPK ini adalah Mas Budi, kartun ikhwan berblangkon yang menangkupkan kedua
tangan di depan dada. Ada juga ikon lain bernama Mbak Aya, kartun akhwat cantik
berjilbab biru.
Jargon yang terkenal dari UPK ini
berbunyi : Aku, Kampusku, Berbudaya Islami. Nah, ketika mengucapkan kata “Berbudaya
Islami” inilah, biasanya para anggota KHARISMA menangkupkan tangannya di depan
dada, persis seperti gayanya Mas Budi. :)
Departemen KHARISMA
Departemen KHARISMA dibagi menjadi
enam :
1. Departemen
Syiar
2. Departemen
Kaderisasi
3. Departemen
Ekobis (Ekonomi dan Bisnis)
4. Departemen
KSSI (Kelompok Studi Sastra Islam)
5. Departemen
Mentoring
6. Departemen
An-Nisa
Nah, berhubung saya adalah anggota
baru, jadi belum banyak yang bisa saya perkenalkan mengenai KHARISMA. Saya saja
baru direkrut sekitar dua bulan yang lalu, pas ketika diadakan acara outbond KHARISMA di lapangan tembak
dekat FEB UNDIP, tepatnya pada tanggal 24 November 2013. Insya Allah ke
depannya akan lebih saya dalami lagi apa itu KHARISMA, humb! (semangat
perbaikan! >.<9 )
Oke, mungkin akan lebih menyenangkan
kalau saya sharing pengalaman selama
mengikuti outbond di lapangan tembak.
Seru pake bingiit! Ini ceritanya, cekidott!
*****
STARTED FROM
OUTBOND
Saya
tahu, salah satu budaya yang cukup terkenal di negara kita adalah nga-ret!
Yeah, jam karet alias suka telatan ini memang menjadi salah satu penghambat
kemajuan negara kita. Menyebalkan memang, kalau kita bikin janji jam berapa...
eeh, yang diundang malah datangnya jam berapa... Janjian jam tujuh, dateng jam
lapan. Acaranya pagi, berangkatnya siang. Hadeh...
Opening dengan bahasan tentang jam
karet ini menjadi awal cerita outbond KHARISMA
pada tanggal 24 November 2013. Kali itu, saya menjadi salah satu ‘sosok
menyebalkan’ yang telah saya singgung di atas. Acara outbond ini sejatinya akan dimulai pada pukul tujuh pagi, dimulai
dengan acara berkumpul di joglo depan kampus FIB UNDIP. Saya baru nyampai di
kampus sekitar jam setengah delapan. Sampai di joglo, rupanya sudah banyak yang
menunggu. Haduuh, menyesal sudah bikin repot. Maaf ya, kakak-kakak....T.T
Akhirnya, berhubung setelah kedatangan
saya pun masih ada peserta yang terlambat, acaranya baru bisa dimulai sekitar
pukul delapan. Hadeh... patut diberi pelajaran neh!
Eh lho, aku juga telat ya??
Hu hu... gara-gara keterlambatan ini,
beberapa dari kami yang ketahuan berangkat tidak tepat waktu, akhirnya diberi
hukuman. Kakak-kakak dari KHARISMA ‘berbaik hati’ menyiapkan masker ‘kecantikan’
yang berkhasiat bikin kulit wajah terasa kencang. Iya bo’, kita dikasih apaan
coba? Adonan setengah kental berbahan dasar air, tepung terigu, sama tomat
mateng diblender, trus dioles-olesin ke muka kita. Iyuh!
“Ampun Kaak... jangan
banyak-banyaaakk... wuuuuuaaaaa....!!!” kami tulung-tulung, ampun-ampunan
sampai gelesoran, garukin kepala, garukin tanah, garukin pohon, .... ugh, oke,
ini terlalu lebay. Haha, pokoknya muka kami waktu itu, supeeeerr unyukk~! Pake
banget, ugh!
“Ini sebagai hukuman karena kalian
tidak mau datang tepat waktu,” kata kak mas’ul KHARISMA—uhm, waktu itu masih
jadi mas’ul, hehe... eh? Duh! Peace—alias Kak Sudar, trus katanya lagi, “Seorang
pemenang selalu memiliki cara untuk mencapai tujuan, sedangkan seorang
pecundang selalu memiliki alasan untuk menghindar” [kurang lebih sih begitu].
Uhuk, tertohok neh! Hu hu... iya...
maaf Kakak... kami menyesal... T.T
Tapi, berkat adanya kejadian ini, kami
jadi maskeran gratis pagi itu. Maak... rasanya kenceng banget di muka, sampai
mau dipakai ketawa aja susah! Alhasil, kita mah cuma bisa nyengir aja walaupun
rasanya udah nggak nahan. Begitu kering, maskernya berasa keramik retak-retak
gitu. Hahaa... duuh, nggak kuat aku, kalau nulis yang beginian.
Guookkiill........ astaghfirullah....! >0<
Nah, selesai dengan ritual
masker-memasker muka, kami berangkat menuju lapangan tembak dengan berjalan
kaki. Lumayan jauh sih, tapi karena lingkungan di sana menyuguhkan pemandangan
yang luar biasa indahnya, jadi kami nggak capek-capek amat.
Begitu sampai di lokasi, (ini pertama
kalinya aku mengunjungi lapangan tembak), Masya Allah... indah bbuaangeeet...!!
Pemandangannya kayak di perbukitan, banyak pepohonan, nun jauh di sana
terbentang kota Semarang bawah yang sedikit berkabut. Burung-burung elang
beterbangan di udara. Tanah lapang terbentang dengan rerumputan yang subur
menghijau. Hahh... benar-benar luar biasa agungnya ciptaan Allah!
Sebelum melaksanakan kegiatan outbond, Kak Lukas selaku ketua Insani 2013 terlebih dahulu
menyampaikan sepatah-dua patah kata (eh, banyak sih sebenernya) sebagai pembuka
acara. Sambil ngedengerin, sambil kita makan-makan juga, hehe...
Abis itu, kita menuju ke lapangan
tembak yang terletak di bawah bukit tempat kami berada.
Singkat cerita, Kak
Sudar mengadakan sebuah permainan. Kita diminta membentuk formasi dua lingkaran
besar (lingkaran untuk ikhwan dan lingkaran untuk akhwat), lalu kita
berlari-lari kecil, masih dalam formasi melingkar. Apabila Kak Sudar memberi
tanda suara satu kali (aku lupa, tanda suaranya pakai tepukan tangan, peluit,
atau apa), maka kita harus berhenti berlari dan bergaya seperti patung Pancoran,
dengan telunjuk mengarah ke Kak Sudar. Kalau dua kali, kita harus mencari satu
orang teman, saling bergandengan dan mengayun-ayunkan kedua tangan. Kalau tiga
kali, harus mencari dua orang teman dan membentuk formasi seperti rambu-rambu
lalu-lintas, dengan kedua tangan dikuncup-kembang-kuncup-kembangkan sebagai
isyarat lampu menyala,... dan seterusnya saya lupa. Sampai tanda berbunyi tujuh
kali dan kami berkumpul membentuk kelompok tujuh orang, akhirnya diputuskan
bahwa itulah kelompok kami dalam permainan outbond
selanjutnya.
Selanjutnya, area pemainan dipisah
antara yang ikhwan dengan yang akhwat. Para ikhwan dipimpin oleh Kak Sudar dan
teman-teman sesama ikhwan lainnya, sedangkan kami para akhwat dipimpin oleh
kakak-kakak sesama akhwat juga.
Di permainan kedua, lagi-lagi kami
berurusan dengan tepung [wiiy... tepung day bener dah....]. Kita disuruh ngambil
gulungan kertas kecil-kecil yang terselip di dalam wadah berisi tepung.
Masing-masing kertas berisi satu kata. Kertas-kertas itu harus diambil secara
bergantian oleh para anggota kelompok untuk kemudian disusun menjadi sebuah
kalimat. Yeahh.... prinsipnya bejo-bejoan,
sih. Kalau pas kata-katanya bisa nyambung, ya bagus. Tapi kalau
melenceng-melenceng nggak jelas, ya mau-nggak mau harus tetap disusun sekreatif
mungkin.
Syukur deh, kelompokku dapetnya
kata-kata yang familiar banget dan bisa disusun menjadi sebuah kalimat yang
bunyinya “Never put off till tomorrow
what you can do today” (kayaknya pernah lihat, di buku apaa gitu :D).
Akhirnya, kelompokku bisa menyelesaikan permainan ini dengan cepat. Yai!
Go
to the next game! Kali ini, kita main nego-negoan (hah, apaan tuh?).
Jadi,
kakak-kakak dari KHARISMA Sudah mempersiapkan beberapa kotak yang di dalamnya
berisi sesuatu yang masih dirahasiakan. Masing-masing kotak memiliki poin yang
berbeda, tergantung dari isinya. Nah, kita diberi tawaran untuk memakan isinya
dalam waktu sekian detik, sesuai permintaan kakaknya. Tapi, kita juga masih
bisa nawar. Misal, kakaknya menawarkan waktu 30 detik. Kita tawar 25 detik.
Kalau ada kelompok lain yang bisa menawar kurang dari itu (20 detik misalnya)
dan akhirnya disepakati oleh kakaknya, maka kelompok itulah yang berhak
mendapatkan poin, dengan syarat sanggup memakan ‘sesuatu’ di kotak tersebut,
dalam waktu yang telah ditentukan.
Asli bo’, seumur-umur, baru kali itu
aku makan daun pepaya mentah dalam waktu yang cuma sekian detik. Iya, daun
pepaya! Ppuuuuaittnyaa minta ampun! Yah, ternyata isinya memang aneh-aneh. Ada
terasi, bawang putih mentah,... mungkin yang agak nomal sih, ada tomat, dan
yang paling normal adalah kerupuk. Semakin ‘nggak normal’ makanannya, semakin
gede poinnya. Huikks, ada-ada aja nih kakaknya...
Sudahlah, aku tak ingin mengungkit
masa-masa pahit itu. Next, kita main tepung lagiii (lageeeee????). Nah, jadi
pemainannya adalah, salah satu anggota dari masing-masing kelompok harus
ditutup matanya dan berjalan ke depan . Beberapa meter di depannya, ada semacam
gawang kecil yang ditandai dengan dua buah batu seukuran tangkupan tangan, yang
disusun dengan jarak keduanya kurang-lebih 40 cm. Satu anggota kelompok yang
ditutup matanya ini harus berjalan tepat memasuki jarak antara kedua batu
tersebut. Seorang teman lagi bertugas memberi instuksi, ke arah mana dia harus
berjalan. Sementara anggota kelompok lainnya harus berdiri berjajar di sepanjang
sisi jalur menuju ke gawang. Masing-masing anggota diberi kantong plastik. Ada
yang berisi air, ada yang berisi tepung. Tugas anggota kelompok lainnya adalah
memecahkan kantong-kantong tersebut sampai mengenai teman yang berjalan dengan
mata tertutup.
“Pecahkan kantong plastiknya jika
teman kalian itu melenceng dan berjalan ke arah kalian. Makanya, kasih
instruksi yang bener,” kata si kakak.
Yahh... sebagai teman satu kelompok,
jadi nggak tega kalau harus mengorbankan teman seperjuangan [T.T]. Alhasil,
selama permainan, nggak ada satupun kantong plastik yang kami pecahkan untuk
teman kami. Dari kelompok lain juga begitu. Alhasil, setelah permainan selesai,
kakak-kakak dari KHARISMA memberi kami hukuman. Kami diminta berangkulan,
sementara kakak-kakak itu memecahkan kantong-kantong plastik di atas kepala
kami. Yiay, kami putih bangeeeeeett....!! Hiyufh, nggak papa, kalau gini kan
jadi sama rata-sama rasa :’)
Lanjuuut...!
Ada game ular-ularan, nih. Cara
mainnya, kita harus membentuk formasi memanjang sesuai nomor urut yang kita
dapatkan, dari angka satu sampai tujuh. Nah, ada jarak panjang-membentang yang
harus kami taklukkan (kurang-lebih enam meter). Tanda jarak paling belakang
adalah sebuah pohon jati (iya jati kayaknya), sedangkan jarak yang di depan
adalah Kak Vera yang sedang membawa sebuah ranting pohon.
Ibaratnya, kita para
kelompok ini adalah ular-ular yang sedang berebut makanan, tapi bagaimana cara
kita mendapatkannya, sementara jarak yang terbentang begitu jauh, dan kita
tidak diperbolehkan saling terputus. Akhirnya, kami memanfaatkan beberapa jenis
barang yang kami pakai, di antaranya ada slayer dan tali sepatu. Kami
sambung-sambungkan, lalu kami pegang ujung-ujungnya.
Huahh...
seru sekaliii... Apalagi pas kita tahu kalau ternyata itu semua masih belum
cukup panjang untuk mendapatkan ranting yang dipegang sama Kak Vera. Kita
sampai merentangkan tangan panjang-panjang, bahkan sampai baring-baringan di
tanah saking usahanya memperpanjang formasi. Hyaah... akhirnya, ketangkap juga
tuh ranting! I get it
Konco-koncoo...! ^-^
Hyufh... capek, bos. Finally, setelah game ular-ularan ini
berakhir, kami turun ke sungai yang membentang di bawah lapangan tembak.
Melewati sawah-sawah yang padinya mulai menguning. Eeh lhaah... di sana juga
masih ada pemainan rupanya, kirain udah bisa istirahat. Hmmfh...
Permainannya mindah-mindahin air dari
satu piring ke piring lainnya. Caranya, kita harus berbaris dengan posisi
jongkok, trus mindahin air dari atas kepala. Jadi kayak nyunggi piring gitu (untung piringnya piring plastik, hhe) dan
ainya nggak boleh sampai tumpah. Trus, kita juga nggak boleh noleh-noleh ke
belakang. Jadi ya kalau teman kita di belakang ketumpahan air, harap dimaklumi
(hihi..).
Ahh udah, permainan tuntas sampai di
situ. Selanjutnya, kita nikmati waktu istirahat di sungaii... Nggak sampai
nyebur, sih. Cuma memanfaatkan background
buat foto-foto bareng, jiaah... Asiiikk...!! ^0^9
Hh... hari itu seru banget. Keren,
suka sama acaranya walaupun harus pulang dalam kondisi basah dan... ehm, apa
lagi kalau bukan bertepung :D. Coz, selain permainan-permainan itu, yang juga
bikin asik adalah saat diumumkannya hasil Oprec
(Open Recruitment ; penerimaan anggota baru pengurus KHARISMA) oleh
kakak-kakak kami tercinta. Masing-masing peserta diberi gulungan kertas berpita
biru. Tapi kita belum diperbolehkan membuka gulungan itu sebelum para pengurus
dan peserta baru mengikuti sesi foto bersama (ehm, berasa kayak di halal
bihalal keluarga besarr) sambil membawa MMT KHARISMA tercinta. Yoow, ini dia,
katakan... KHAARISMAA...!! (ckrikk!)*
Deg-degan waktu buka gulungan kertas
itu. Begitu dibuka,
Cless...!!
“Barakallah....!!”
Tulisan
gede-gede itu langsung menarik perhatianku. Aku baca lanjutannya, ibuuuk... aku
keterima di KSSI!! Huaah... Alhamdulillaah... my dream came truueee.....!! ^_^
Senengnyaaa bukan main. KSSI itu
adalah salah satu departemen di KHARISMA yang bergerak di bidang sastra (KSSI =
Kelompok Studi Sastra Islam). Yang pasti, KSSI mengkhususkan pada bidang
kesusastraan, acara-acara tentang seni dan karya sastra, dan lain-lain.. ah,
belum ngerti lah, ntar aja kalau udah benar-benar terjun di KSSI, baru tahu
gimana serunya masuk ke sini, hihi.
Barakallah, dirikuu... semoga kamu
bisa menjalankan amanah dengan baik, aamiin :3
“How beautiful todaayy...!!" :)