Senin, 12 Oktober 2015
Tiga hari lagi, usia Ibu genap limapuluh tahun. Aku kayak baru sadar, kalau hidup ini cepat sekali berjalan.
Kemarin, pas ikut jadi ATS di UNS, obrolan di mobil selama perjalanan banyak didominasi soal pernikahan. Ada, lah yang pengen cepet-cepet nikah, cepet wisuda, cepet kerja... punya cita-cita ini dan itu. Dan, hh... lagi-lagi aku seperti baru tersadar. Kita begitu cepat menjadi dewasa.
Ada kabar duka. Kakak yang kami sayangi, saudara yang kami kasihi, yang pernah menjadi bagian dari cerita indah di kota rantau, sudah terlebih dahulu dipanggil Allah. Aku nggak pernah seterkejut itu sebelumnya mendengar berita kematian. Sempat berharap ada keajaiban, tapi, sudah terlambat. Berusaha untuk nggak nangis, tapi susah buat ditahan. Keinget sama senyumnya, caranya menyapa, caranya bercerita.... Kangen. Satu lagi bukti kalau hidup ini begitu singkat.
Banyak pelajaran yang aku dapat selama dua hari kemarin. Bahwa ternyata, hidup hanya punya tiga fase: pertemuan, cinta, dan perpisahan. Kadang, aku jadi takut. Pertemuan dengan orang-orang yang kusayangi selalu membuat bahagia, tapi suatu saat nanti, mau-nggak mau pasti ada akhirnya. Bertemu dan berpisah. Berpisah dan entah kapan bisa kembali dipertemukan.
Bagaimana pun, aku berharap kalian bahagia. Aku berharap kalian tersenyum; tegar dalam keadaan sepahit apa pun. Aku mungkin jarang sekali bilang sayang, tapi kalian begitu dekat di hati.
Ya Allah... aku mungkin belum siap dengan segala kemungkinan adanya perpisahan. Tapi, semoga suatu saat nanti kita dipertemukan di surga-Nya. Reunian sama-sama. Tersenyum sama-sama. Terharu dengan keagungan Allah yang menampakkan wujudnya. Teman... itu keindahan paling indah yang semoga bisa kita rasakan. :)
Untuk kakak, sekaligus saudara yang telah meninggalkan kami, kami mencintaimu. Sungguh. Dengan segala keterbatasan--jauhnya jarak dan komunikasi kita dulu--Kakak tetap ada di hati kami. Bahkan hingga saat ini, esok, nanti dan seterusnya. Allah sayang sama Kakak. Semoga Kakak tenang di sana ya....
Aku nggak akan nangis lagi. Aku nggak mau urusan Kakak diperumit karena aku terlalu cengeng. Doaku menyertaimu, Kak. Semoga Kakak bisa tersenyum dan menunggu kami dalam damai. Miss you. Semoga kami bisa khusnul khotimah. Aamiin.
Oktober nanti, banyak kakak yang wisuda. Hh... perpisahan lagi. Banyak. Sekaligus. Bukan satu-satu. Mana sama-sama di kota rantau. Suatu saat nanti, kita kembali ke rumah masing-masing. Makin jauhlah jaraknya. Kangen. Walaupun belum benar-benar diwisuda, tapi udah sedih duluan. Duh, harusnya, kan senang, terharu. Tapi ini malah jadi sedih. :'D
Aku akan mengingat hari-hari kita bersama. Semoga persaudaraan ini nggak pernah putus ya, teman. Wherever you are, I miss you.
So much. :)
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar