A: "Nanti ikut rapat ya, jam empat sore. Di tempat biasa."
B: "Insyaallah"
A: "Ditunggu pokoknya."
B: "Iya, insyaallah."
A: "Kok 'insyaallah'? Janji dong!"
B: "Iya kan aku udah bilang insyaallah--"
A: "Nggak boleh bilang gitu, harus dateng pokoknya!"
B: "...???"
***
Bingung jadinya kalau ada yang menagih bilang "janji" seperti contoh di atas. Memangnya, kenapa kalau bilang "insyaallah"? Apa itu sesuatu yang dilarang?
Please, coba angkat tangan, siapa yang berpikir kalau "insyaallah" sama aja artinya dengan "nggak janji"? Hayoo... pasti sebagian dari kalian ada yang "memanfaatkan" kalimat thayibah nan mulia itu untuk menunda, bahkan mengingkari janji. Ada? ADA!
Padahal, "insyaallah" mempunyai makna "jika Allah menghendaki". Artinya, kalau kamu udah buat janji, kamu dalam kondisi sehat, masih bernyawa, masih punya napas, dan diberi kesempatan+waktu, itu artinya, kamu DIIZINKAN sama Allah. Kalau sampai kamu ingkar janji, duh, itu mah bukan "insyaallah" lagi namanya. Itu kamunya aja yang nggak mau, malas gerak, malas ambil kesempatan yang ada. Jangan malah nyalahin "insyaallah"....
Jika kamu berkata "insyaallah", itu artinya kamu sudah berjanji. SAMA DENGAN janji. Bedanya, kalau tiba-tiba (wallohu a'lam) jatuh sakit, ada halangan yang benar-benar mendesak, atau dicabut nyawanya oleh Allah, maka itu sudah jadi bagian dari ketentuan-Nya, dan kamu nggak dianggap mengingkari janji. Coba kalau bilangnya "Janji!", trus tiba-tiba ngalamin hal yang di atas. Gimana caranya kamu menepati janji, padahal ketentuan Allah yang lain sudah berlaku?
Apakah Rasulullah pernah mendidik kita untuk ingkar janji? Apakah Rasulullah pernah mengajarkan, "Kamu kalau males nepatin janji bilang insyaallah aja yaa??" Pernah? Hmm....
See? Nggak ada yang salah dari kata "insyaallah". Jadi, gunakan kata ini ketika engkau berjanji dan usahakan untuk menepatinya. Setuju? ^-^
***
Untuk saudara-saudaraku di jalan Allah. Ana uhibbukum fillah~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar