Tiba-tiba jadi kehilangan bahan untuk dituliskan. Padahal beberapa hari yang lalu, belasan ide bertebaran di kepala, siap dituangkan. Sekarang, kembali terjebak dalam zona writer's block.
Terlalu fokus pada proses editing akan membuat kita kesulitan untuk menulis. Padahal, proses editing adalah proses yang terakhir. Tidak harus kita lakukan langsung ketika selesai menuliskan bahan. Proses ini bahkan bisa kita lakukan setelah lewat beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. Butuh waktu untuk mengendapkan tulisan, untuk membuat kita "lupa", apa saja yang telah kita tuliskan. Dengan begitu, ketika kita mengedit, kita akan mampu menilai secara lebih objektif. Bacalah dengan pikiran yang "kosong", sehingga tidak terganggu dengan ingatan, "Oh, setelah ini akan ada kalimat yang bunyinya begini dan begini."....
Jangan terlalu fokus pada perbaikan kalimat. Tuliskan saja idemu. Tuangkan dalam bentuk rangkaian kata-kata sehingga membentuk banyak paragraf. Acuhkan persepsi 'jelek', 'tulilsan yang buruk', 'tidak enak dibaca', dan sebagainya. Bukankah gunanya menulis adalah supaya pikiranmu menjadi plong? Menumpahkan segala ide yang jika hanya dibiarkan, hanya akan menumpuk dan memusingkan kepala.
Menulis itu supaya hatimu senang, pikiranmu tenang. Maka, buang saja semuanya lewat goresan penamu, lewat ketikan keyboard-mu. Buang, muntahkan, tumpahkan. Tidak peduli seberapa jelek jadinya ia. Kan, yang penting perasaanmu jadi lebih plong. Apalagi yang lebih menyenangkan daripada itu?
Lihat? Kalau kamu bisa mengacuhkan rasa takutmu, inilah yang terjadi. Kamu telah berhasil menulis. Lihat, bukan hanya satu-dua paragraf. Kamu bisa menuliskannya lebih banyak lagi jika pikiranmu belum benar-benar "bersih". Tapi kali ini, rasanya cukup sekian dulu. Lain kali, bolehlah dicoba lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar