"Berikan dan Lupakan!"
Seperti diingatkan kembali. Ketika menjadi ATS (Alumni Training Support) di acara Training ESQ di UMK, 6-7 September 2014 lalu, saya jadi ingat, dulu pun, saya pernah diajarkan tentang indahnya berbagi. Betapa nikmatnya ketika kita bisa ikhlas memberi bantuan, menolong sesama, entah itu dalam bentuk benda maupun tenaga. Luar biasa puasnya ketika kita mampu membuat orang lain tersenyum karena bebannya diringankan.
"Tangan yang seringan angin", begitulah dosen saya memberikan deskripsi tentang kedermawanan sosok Nabi Muhammad SAW. Rasul yang mengajarkan tentang indahnya bersedekah, membantu sesama. Membuat kita tahu bahwa kebahagiaan memberi adalah lebih besar daripada kebahagiaan menerima. Karena memberi adalah pilihan; apakah ingin memberikan sedikit, sebagian, atau malah seluruhnya? Sedangkan menerima adalah mendapatkan sesuatu yang dipasrahkan orang lain; tidak dapat ditentukan apakah kita akan menerima banyak atau sedikit. Bisa jadi, orang yang menerima sedikit akan mengeluh kesal karena mengharapkan pemberian yang lebih banyak lagi.
Pengalaman kerap mengajarkan saya tentang makna berbagi. Pernah suatu ketika, saya mengikuti seminar yang dipelopori oleh Fosma Jateng dan ESQ 165, di Hotel Grasia, Semarang. Kak Yus Ibnu Yasin selaku trainer dalam acara tersebut, memandu para peserta untuk mengambil sepatu masing-masing. Lantas, kami diminta duduk secara berpasangan.
Kami diberi amplop yang berisi selembar tissu. Kata Kak Yasin, "Sekarang, silahkan kalian bertukar sepatu, dan semir sepatu teman kalian sampai bersih!"
Kami menyambut permintaan itu dengan dengungan tak percaya bercampur tawa. Tapi, semuanya menurut saja. Dengan tissu tersebut, kami asyik "menyemir" sambil terus menahan tawa dan menciptakan obrolan dengan kawan-kawan. Usai riuh dengan kegiatan tersebut, Kak Yasin meminta kami berhenti dan beliau sendiri meneruskan bicaranya.
"Nah, teman kalian kan sudah berbaik hati menyemirkan sepatu kalian... Sekarang, kalian bisa membalas kebaikan teman kalian itu. Caranya? Silahkan amplop yang tadi dibagikan, kalian isi dengan uang, berapapun. Berikan kepada teman kalian itu sebagai tanda terima kasih."
Yah, jadilah kami semua merogoh saku masing-masing dan menyisipkan lembaran rupiah ke dalam amplop, kemudian saling menukarkannya. Tidak ada yang memberi tahu, apakah ia memasukkan uang seribu, lima ribu, sepuluh ribu, atau bahkan lebih dari limapuluh ribu.
Kata Kak Yasin, "Apa yang kalian rasakan ketika menyemir sepatu teman kalian? Senang atau sedih?"
Semua peserta kompak menjawab, "Senaang...!"
Beliau tersenyum dan menarik kesimpulan, "Itulah nikmatnya berbagi. Ketika mampu memberi dengan kerelaan hati, kita akan merasa senang, bukan malah terbebani." Kak Yasin melanjutkan kata-katanya yang membuat kami semakin paham tentang makna berbagi. Benar, tidak ada yang merasa terbebani, ketika pemberian yang kita ulurkan memang dilandaskan pada niat yang ikhlas. Maka, ketika kak Yasin menawarkan satu kesempatan lain bersedekah dengan mengatakan, "Setuju tidak, jika uang dalam amplop tersebut kita sumbangkan untuk kegiatan sosial?" Semua langsung menjawab, "Setujuuu...!!" dengan penuh semangat. Amplop dikumpulkan dan semuanya dipasrahkan kepada kakak-kakak ATS untuk diteruskan kepada pihak yang lebih membutuhkan.
Berbagi memang tidak harus dengan banyak uang. Sedekah bukan berarti selalu pakai rupiah. Dengan tenaga pun, kita bisa berjasa untuk orang lain. Walau tidak banyak, uang receh yang kita punya bisa bernilai pahala jika kita ikhlas mensedekahkannya. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak berbagi.
Berikan dan lupakan. Banyak-banyaklah memberi, tanpa perlu mengungkit-ungkitnya lagi. Itulah yang Islam ajarkan. :)
"... Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rizki yang terbaik." (Q.S. Saba' : 39)
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya)bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia." (Q.S. Al-Hadid : 18)
______________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar