Kenapa jika ada imam yang salah rakaat dalam sholat, makmum mengingatkannya dengan mengucapkan 'subhanallah'? Kenapa bukan 'Masya Allah'? Bukankah 'Subhanallah' itu biasanya identik dengan hal-hal yang baik? Misalnya ketika melihat pemandangan alam yang indah... ketika melihat teman memakai baju yang bagus... dan sebagainya??
Sementara itu, bukankah kalimat thoyyibah yang berbunyi 'Masya Allah', biasanya diucapkan ketika melihat atau mendengar hal-hal yang buruk? Contohnya saja, saat orang tua merasa kesal dengan kenakalan anaknya, lantas dengan emosinya ia berkata, "Masya Allah... ini anak kok ya bandel banget, sih??". Atau ketika melihat keadaan rumah yang berantakan, yang kemudian terlontar adalah, "Masya Allah... berantakan banget ini rumah, kerjaan siapa sih??"
Hmm... kayaknya ada yang perlu diluruskan nih, teman-teman. Sejatinya, kita telah salah kaprah dalam menempatkan kalimat thoyyibah tersebut, tidak sesuai pada tempatnya.
Seharusnya :
Kalimat 'Masya Allah' justru digunakan untuk hal-hal yang baik. Misalnya jika teman kita dapat nilai bagus saat ujian ; "Masya Allah... nilai kamu bagus sekali..!" ,
melihat pemandangan yang menakjubkan ; "Masya Allah... pemandangan alamnya luar biasa!",
dan sebagainya. Sebab, 'Masya Allah' memiliki arti 'Apa yang dikehendaki Allah'. Alangkah indahnya jika kalimat ini ditempatkan pada perkara yang baik-baik.
Di negara lainpun demikian adanya. Mereka (yang muslim) mengucapkan kalimat 'Masya Allah' ketika mendapati hal-hal yang baik. Umm... entah apakah cuma di negara kita yang salah kaprah dalam menempatkan kalimat ini, saya tidak tahu. :/
Nah, justru ketika kita mendapati hal-hal yang kurang mengenakkan, yang kita ucapkan adalah kalimat 'Subhanallah'. Contohnya seperti yang sudah diajarkan dalam aturan sholat berjamaah, dimana saat imamnya melakukan kesalahan karena lupa rakaat misalnya, maka makmumnya harus mengucapkan kalimat 'Subhanallah' (jika makmum tersebut adalah laki-laki).
'Subhanallah' memiliki arti 'Maha Suci Allah'. Artinya, kita 'menyucikan' Allah, atau memandang Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Suci dari segala jenis perkara yang buruk.
Nah, yuk, mulai biasakan diri untuk tidak melulu salah kaprah.
Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar