Sabtu, 04 Januari 2014

TRY AND (SOMETIMES) ERROR [Ma'ahid dalam Bingkai Cerita]

Sambil menunggu dosen masuk kelas, aku buka-buka lagi catatanku semasa Aliyah dulu. Widiiih, banyak buanget ceritanya! Sampai bingung mau baca yang mana. Akhirnya, karena Bapak Dosen belum datang-datang juga, ya udah deh, tuh buku kubaca-baca aja semuanya.

Setelah kubaca ulang catatan ini, aku serasa tertohok. Ya Robbii... ternyata selama ini aku jarang sekali bersyukur. Aku merasa telah kufur. Gimana enggak? Catatan ini mengingatkanku pada masa-masa perjuanganku dulu. Saat dimana aku merasa lelah, penat lahir-batin, berusaha demi bisa kuliah... demi bisa melanjutkan pendidikan dan menyusun masa depan.Lalu, ketika akhirnya semua itu kudapatkan, kemana syukurku? Kemana tekadku? Kemana semangatku??
..........

Senin, 4 Maret 2013
Hari yang sibuk, padat, dan melelahkan. Demi bisa mendaftar Bidik Misi, aku sampai harus stay di kantor TU dari sepulang sekolah sampai selepas Maghrib.

Sore itu, aku memang sudah ada niat untuk mendaftar. Untung saja ada yang menemani : Rizza, Fida, Muzda, dan Mbak Novi. Kita pilih kantor TU sebagai lokasi, karena bisa Wi-Fian. Jadi kalau mau internetan, baik yang bawa laptop sendiri maupun pinjam komputer kantor,tetap gratis tis tisss!!(Lagipula guru-guru kami begitu baiiiiikk, jadi kami diizinkan untuk memakai komputer TU. Masya Allah... kami didukung penuh supaya bisa kuliah. Hiks, jazakumullah, guru-guruku tercinta... :’) )

Rizza sendiri mau sekalian daftar SNMPTN, karena kemarin dia belum sempat daftar. Tapi sayang, laman pendaftaran SNMPTN susah sekali untuk diakses. Pasti banyak juga yang sedang mendaftar. Maklum, se-Indonesia. Kebayang, kan gimana banyaknya? Aksesnya jadi  lemot banget.

Entah kenapa daftarnya bisa sampai selama itu. Waktu yang kami pilih pun nggak tepat banget ; sekitar jam empat sore, setelah les Bahasa Inggris dan Matematika berlangsung. Begitu selesai les, aku dan teman-teman langsung cabut aja ke kantor.

Sampai menjelang Maghrib, pendaftaran belum juga kelar. Kang Dul yang biasanya bertugas mengunci ruangan-ruangan di Ma’ahid, sampai capek nungguinnya. Hihi... ‘afwan ya, Kang? Tapi kita tanggung jawab, kok. Rizza minta tolong aja ke Kang Dul buat istirahat dulu, nggak perlu nungguin kita. Okelah, Kang Dul percaya. Jadi dia meninggalkan kami dan pergi ke ruang perpustakaan.

Muzda dan Fida yang kebetulan sedang berpuasa, mau-nggak mau akhirnya berbuka puasa di sana. Sebelum adzan Maghrib berkumandang, Fida dan Mbak Novi pergi membeli makanan dengan naik motor. Begitu kembali ke sekolah, mereka membawa gorengan, dua botol air mineral dingin, dan beberapa bungkus nasi, lengkap dengan lauk dan sambalnya. Hmm... nikmat sekali rasanya. Sudah, sesorean itu kita sibuk berkutat di kantor TU sambil makan malam bersama.

Seru sekali, bisa dapat pengalaman baru yang mengasyikkan. Di tengah kemelut bimbang dan rasa was-was yang mencekam, kami masih sempat mewarnai waktu dengan canda dan tawa. Walaupun sambil geregetan dan rasa tidak sabaran saat harus memelototi dan mengisi satu per satu laman pendaftaran, kami masih saja asyik bercanda dan menikmati makan malam yang sederhana. Capek memang. Tapi toh kami sempat tertawa-tawa juga.

Menjelang jam tujuh malam, kami baru bisa pulang. Rizza pulang sendirian, Fida berboncengan dengan Mbak Novi, dan aku diantar pulang oleh Muzda. Aku ingat, sepedaku masih di tempat penitipan di Besito. Ah, biarlah. Besok saja diambilnya.

Sebelum pulang, kita minta tolong Kang Dul buat ngunci kantor TU. Nggak lupa, kita juga bilang makasih karena Kang Dul sudah berbaik hati menunggu dan tidak berniat mengunci kita di dalam ruangan (waduh!), hehe....

Sudah. Malam itu, sedikit kelegaan telah menyejukkan hati kami. Yah, sedikit, karena kita perjalanan masih teramat panjang....
*****







2 komentar:

  1. dan akhirnya kiniii... :)

    alhamdulillah :)

    Good luck mbak Qonitiii....

    BalasHapus
  2. Iyaa jazakillah Mbak Fidaa... Barakallah juga untukmu, Ukhty... ^^

    BalasHapus