Jumat, 16 Mei 2014

8 HAL SEPELE YANG SEBENARNYA MENGGANGGU

Tahukah, guys? Hal-hal di bawah ini, mungkin kelihatannya sepele saja jika dilakukan. Nggak banyak merugikan orang lain, dan mungkin orang-orang juga nggak akan protes jika kita melakukannya. Tapi... ups! Perlu kalian perhatikan, nih.

Walaupun mungkin kelihatannya sepele, dan orang-orang juga nggak protes dengan sikap kita, bukan berarti hal-hal di bawah ini menjadi sah-sah saja untuk dilakukan. Nggak diprotes, bukan selalu berarti ‘boleh’, lho ya? Bisa jadi karena enggan menegur, kesal dan mengumpat dalam hati, atau diam-diam membicarakan si subjek dari belakang. Waduh, kalau sudah begini, jangan sampai deh, kita menyepelekan hal-hal kecil yang kenyataannya menyakitkan buat orang lain.

Apa aja sih, hal-hal sepele yang kurang menyenangkan itu? Nah, di sini, saya akan merangkum delapan hal sepele yang sebenarnya mengganggu. Apa saja itu? Yuk, check this out!
----------

1. Buang Sampah Sembarangan



Sering nggak sih, lihat lingkungan yang nggak sedap banget dipandang mata, gara-gara sampah yang bertebaran dimana-mana? Sampah yang menumpuk, selain nggak sedap dipandang mata, juga dapat menimbulkan bau yang nggak sedap, bahkan menularkan kuman penyebab penyakit.
Seringkali, orang menyepelekan sampah kecil dan melemparkannya begitu saja sesuka hatinya. Padahal, bisa jadi tempat sampah ada di dekat dia. Begitu sadar ada tempat sampah, eeh, bukannya diambil lagi trus dibuang ke situ, malah dibiarin! Ckckck....


Coba bayangkan. Jika setiap orang menganggap remeh satu bungkus permen saja, dan semua orang memiliki jalan pikiran yang sama. Akan seperti apa jadinya tumpukan sampah yang menggunung itu? Ini nggak bisa dianggap sepele, lho. Jika semuanya memandang remeh perihal membuang sampah sembarangan, wuah... bisa gawat, nih bumi kita.


Makanya, kalau belum menemukan tempat sampah, pegang saja dulu, atau taruh di saku. Begitu nemu tempatnya, buanglah di situ. Wah... hebatnya jika setiap orang mau melakukannya. Yuk, kita mulai dari diri kita sendiri. Biasakan membuang sampah pada tempatnya. J
----------

2. Corat-Coret Sembarangan



Seringkali kita dapati –nggak di sekolah, di kampus, di jalanan... banyak lah!– coretan-coretan nggak penting dan nggak jelas yang merusak pemandangan. Yang isi coretannya, paling seputar umpatan, cacian, contekan, kata-kata galau, support buat klub sepak bola ini dan itu, gambar-gambar rak nggenah, dan berbagai macam coretan yang... aduh, simpelnya saya katakan, nggilani!


Akibatnya, tembok-tembok jadi penuh dengan coretan, meja-kursi penuh goresan Tip-X, lingkungan jadi nggak sedap dipandang mata. Kesannya jadi kotor dan nggak terawat. Mending sih, kalau grafitti-nya bagus, dan malah sudah dinyatakan legal atau sah untuk membuat coretan itu (ada loh, yang sudah dapat perizinan, dan tentulah gambarnya nggak sekedar gambar abal-abal tanpa estetika, wedeuh....). Tapi kalau yang asal semprot, asal gores, asal gambar? Bahkan, ada pula yang meja-kursinya sampai disayat-sayat pakai cutter. Kalau ditanya alasannya, apa jawabnya? "Iseng aja". Wah wah wah... nggak etis, deu!


Kalau alasannya cuma iseng, mending corat-coret di kertas aja. Ingat, lingkungan itu milik kita bersama, lho. Jadi, harus senantiasa dijaga dan bukan malah merusaknya.
----------

3. Ditunggu tapi Lelet
Pernah mengalami kejadian seperti ini?
Kamu lagi naik angkot. Ceritanya udah buru-buru banget tuh, mau ada acara. Nah, di tengah-tengah perjalanan, angkot berhenti. Ada calon penumpang yang udah dilambai-lambaiin sama bapak angkotnya. Si calon penumpang tidak mengangguk atau menggeleng, tapi tetap berjalan mendekat. Tapiii... subhanallah... jarak antara calon penumpang dan angkot masih 100 meter lagi, dan si calon penumpang jalannya aluuuuuuss banget. Kayak nggak sadar kalau lagi ditungguin. Hadeeeh... kalau udah gini sih, bikin gedek banget namanya.

Kalau kejadiannya kayak gitu, dan andaikan posisimu adalah sebagai si calon penumpang, ada beberapa tips dan saran yang ingin saya bagikan. Jika jarak antara kamu dan angkotnya masih jauh, usahakan untuk mempercepat langkah. Jika perlu, setengah berlari. Ini menunjukkan kalau kamu menghargai kebutuhan orang lain di dalam angkot, andaikata ternyata mereka sedang terburu-buru.

Atau, kalau kamu pengennya jalan dengan santai, sebaiknya gelengkan saja kepalamu saat bapak angkot melambaikan tangannya. Artinya, tolak saja angkot yang itu dan tunggulah angkot berikutnya. Dengan begini, kita nggak akan membuat orang lain menunggu dan diam-diam menggerutu ngrasani kita. Setuju...?
----------

4. Menyeret Langkah Kaki
Simpel aja. Menyeret langkah kaki, apalagi di atas tanah atau pasir, apalagi pakai alas sepatu, itu tuh rasanya... aduh, bikin geli telinga. Rasa gelinya tuh, geli-geli risih gitu. Tiap bunyi srak-srek yang dihasilkan saat sandal/ sepatu yang dipakai bergesekan dengan tanah, akan terasa mengganggu dan 'menyakitkan' di telinga.

So, kalau jalan kaki, lebih baik kakinya diangkat saja. Usahakan untuk tidak menyeretnya, kasihan orang lain yang mendengarnya. Oke? ;)

----------
=>>> next =>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar