Jumat, 16 Mei 2014

DELAPAN HAL SEPELE YANG SEBENARNYA MENGGANGGU (2)

5. Bicara Tidak pada Tempatnya



Kita sedang asyik mengikuti sebuah forum, atau sedang serius-seriusnya mendengarkan materi dari guru/ dosen. Eh, dari sudut lain, terdengar obrolan-obrolan yang kemudian berdengung di penjuru ruangan. Si ini ngobrol sama si itu, yang di sini ketawa-ketiwi sama yang di situ.... Alhasil, suasana ruangan jadi kek tempat beradu suara. Fokus kita jadi terpecah, nggak jelas antara mau dengerin materi, atau mendengar seliweran suara dari orang lain. Duh, geregetan banget ya?

Kalau ingin mengobrol di dalam forum, ada baiknya jangan sampai mengganggu orang lain. Bisa kok, ngobrolnya sambil bisik-bisik aja. Atau pakai tulisan di kertas, atau sms.... Banyak lah, alternatif lain yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Eeh... bukan berarti kemudian saya mendukung mereka yang suka 'bikin forum di dalam forum' loh ya? Maksudnya, memang adalakanya, kita memiliki suatu informasi atau berita yang penting sekali untuk disampaikan. Makanya, saya sarankan untuk menggunakan cara di atas. Kalau obrolannya jelas-jelas nggak penting, ya buat apa? Mending fokus ke materi forum. Rugi dong ya, kalau kita nggak mendengarkan apa yang disampaikan. Iya toh? :)
----------

6. Sedikit-Sedikit Mengeluh



Mengeluh sedikit itu wajar, namanya juga manusia; adaaa aja cobaannya. Tapi, kalau sedikit-sedikit mengeluh?

"Huuffhh...hari ini panas banget, sih... Mana nggak bawa payung, lagi. Duit tinggal gopek, mau naik angkot juga nggak bisa.... Mau beli es nggak nyukup... Aduuh, keringetaaan!! Basah semua, nih badan gue. Nggak ada yang mau nebengin ya?! Ya ampuun... bedakku luntuuurr...!!"

Dari ocehan di atas, kalimat mana yang menyiratkan rasa syukur? Jawabannya, nggak ada! Semua yang dialami, ia keluhkan sambil bersungut-sungut. Sebelnya lagi, semua itu dia umbar ke orang-orang, baik yang dia kenal maupun enggak. Serasa kena semprot ya?

Apa yang akan kamu lakukan jika di dekatmu ada orang semacam ini? Wedew... mendingan jauh-jauh deh. Orang yang gampang mengeluh, nggak bisa sedikit aja kesentuh hidup susah. Nggak mau ribet, nggak mau ada tantangan. Pengennya hidup yang serba selow dan 'baik-baik saja'. Nggak berani keluar dari zona nyaman.

Guys, daripada banyak mengeluh dan bikin sakit telinga orang, mendingan banyak-banyak bersyukur, deh. Mengeluh itu wajar, tapi kalau berlebihan juga nggak baik buat diri kita dan orang lain. Ingat lho, barang siapa bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambah nikmat yang dianugerahkan pada diri hamba tersebut, dan barangsiapa yang kufur, sesungguhnya adzab Allah itu amatlah pedih.
----------

7. Berdecap-decap Saat Makan
Teman, jika sedang mengunyah makanan, usahkan agar bibirmu tetap mengatup. Berdecap-decap saat makan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sekitar, apalagi kalau sedang makan bersama. Mulut yang berbunyi, bisa jadi membuat orang lain kehilangan selera makan mereka. Jadi, tetap katupkan mulut ya?
----------

8. Bersuara Terlalu Keras atau Terlalu Lembut
Gimana rasanya, andaikata kita ngajak ngobrol seseorang, dan dia menyahut setiap ucapan kita dengan suara melengking padahal kita ada di dekatnya? Uih, bikin telinga berdenging sakit.

Selama bisa bersuara dengan frekuensi yang normal, kenapa harus teriak-teriak? Apalagi jika lengkingan itu cuma dibuat-buat. Kesannya jadi kurang sopan dan nggak enak didengar.

Ada juga, orang yang sengaja melembut-lembutkan suara saat berbicara. Bersuara lembut, apalagi bagi wanita, memang menjadi hal yang wajar. Bahkan, wanita yang bersuara lembut biasanya identik dengan sifat manis keibuan dan penuh kasih sayang. Tapi... ups, kalau lembutnya sampai mendayu-dayu dan ada kesan menggoda non-mahram, duh... enggak la yaw! Na'udzubillah min dzalik... Bisa jadi, mereka yang non-mahram senang-senang saja. Tapi untuk sesama wanita, percaya deh, ini tuh bikin gedek banget serasa pengen nguyel-uyel tuh orang.

Jadi, --agak khusus buat perempuan, sih-- jaga suaramu ya, teman? Yang normal-normal aja kalau bicara. Tentunya, nada bicara yang normal akan lebih enak didengar lawan bicaramu.
----------

Yup, itu tadi delapan hal sepele yang sebenarnya bisa mengganggu. Memang ya, yang sepele-sepele itu nggak bisa seenaknya kita abaikan. Walaupun kelihatannya remeh, kalau bikin nggak nyaman, ya mending dihindari aja.
Ada yang ingin menambahkan? :)

8 HAL SEPELE YANG SEBENARNYA MENGGANGGU

Tahukah, guys? Hal-hal di bawah ini, mungkin kelihatannya sepele saja jika dilakukan. Nggak banyak merugikan orang lain, dan mungkin orang-orang juga nggak akan protes jika kita melakukannya. Tapi... ups! Perlu kalian perhatikan, nih.

Walaupun mungkin kelihatannya sepele, dan orang-orang juga nggak protes dengan sikap kita, bukan berarti hal-hal di bawah ini menjadi sah-sah saja untuk dilakukan. Nggak diprotes, bukan selalu berarti ‘boleh’, lho ya? Bisa jadi karena enggan menegur, kesal dan mengumpat dalam hati, atau diam-diam membicarakan si subjek dari belakang. Waduh, kalau sudah begini, jangan sampai deh, kita menyepelekan hal-hal kecil yang kenyataannya menyakitkan buat orang lain.

Apa aja sih, hal-hal sepele yang kurang menyenangkan itu? Nah, di sini, saya akan merangkum delapan hal sepele yang sebenarnya mengganggu. Apa saja itu? Yuk, check this out!
----------

1. Buang Sampah Sembarangan



Sering nggak sih, lihat lingkungan yang nggak sedap banget dipandang mata, gara-gara sampah yang bertebaran dimana-mana? Sampah yang menumpuk, selain nggak sedap dipandang mata, juga dapat menimbulkan bau yang nggak sedap, bahkan menularkan kuman penyebab penyakit.
Seringkali, orang menyepelekan sampah kecil dan melemparkannya begitu saja sesuka hatinya. Padahal, bisa jadi tempat sampah ada di dekat dia. Begitu sadar ada tempat sampah, eeh, bukannya diambil lagi trus dibuang ke situ, malah dibiarin! Ckckck....


Coba bayangkan. Jika setiap orang menganggap remeh satu bungkus permen saja, dan semua orang memiliki jalan pikiran yang sama. Akan seperti apa jadinya tumpukan sampah yang menggunung itu? Ini nggak bisa dianggap sepele, lho. Jika semuanya memandang remeh perihal membuang sampah sembarangan, wuah... bisa gawat, nih bumi kita.


Makanya, kalau belum menemukan tempat sampah, pegang saja dulu, atau taruh di saku. Begitu nemu tempatnya, buanglah di situ. Wah... hebatnya jika setiap orang mau melakukannya. Yuk, kita mulai dari diri kita sendiri. Biasakan membuang sampah pada tempatnya. J
----------

2. Corat-Coret Sembarangan



Seringkali kita dapati –nggak di sekolah, di kampus, di jalanan... banyak lah!– coretan-coretan nggak penting dan nggak jelas yang merusak pemandangan. Yang isi coretannya, paling seputar umpatan, cacian, contekan, kata-kata galau, support buat klub sepak bola ini dan itu, gambar-gambar rak nggenah, dan berbagai macam coretan yang... aduh, simpelnya saya katakan, nggilani!


Akibatnya, tembok-tembok jadi penuh dengan coretan, meja-kursi penuh goresan Tip-X, lingkungan jadi nggak sedap dipandang mata. Kesannya jadi kotor dan nggak terawat. Mending sih, kalau grafitti-nya bagus, dan malah sudah dinyatakan legal atau sah untuk membuat coretan itu (ada loh, yang sudah dapat perizinan, dan tentulah gambarnya nggak sekedar gambar abal-abal tanpa estetika, wedeuh....). Tapi kalau yang asal semprot, asal gores, asal gambar? Bahkan, ada pula yang meja-kursinya sampai disayat-sayat pakai cutter. Kalau ditanya alasannya, apa jawabnya? "Iseng aja". Wah wah wah... nggak etis, deu!


Kalau alasannya cuma iseng, mending corat-coret di kertas aja. Ingat, lingkungan itu milik kita bersama, lho. Jadi, harus senantiasa dijaga dan bukan malah merusaknya.
----------

3. Ditunggu tapi Lelet
Pernah mengalami kejadian seperti ini?
Kamu lagi naik angkot. Ceritanya udah buru-buru banget tuh, mau ada acara. Nah, di tengah-tengah perjalanan, angkot berhenti. Ada calon penumpang yang udah dilambai-lambaiin sama bapak angkotnya. Si calon penumpang tidak mengangguk atau menggeleng, tapi tetap berjalan mendekat. Tapiii... subhanallah... jarak antara calon penumpang dan angkot masih 100 meter lagi, dan si calon penumpang jalannya aluuuuuuss banget. Kayak nggak sadar kalau lagi ditungguin. Hadeeeh... kalau udah gini sih, bikin gedek banget namanya.

Kalau kejadiannya kayak gitu, dan andaikan posisimu adalah sebagai si calon penumpang, ada beberapa tips dan saran yang ingin saya bagikan. Jika jarak antara kamu dan angkotnya masih jauh, usahakan untuk mempercepat langkah. Jika perlu, setengah berlari. Ini menunjukkan kalau kamu menghargai kebutuhan orang lain di dalam angkot, andaikata ternyata mereka sedang terburu-buru.

Atau, kalau kamu pengennya jalan dengan santai, sebaiknya gelengkan saja kepalamu saat bapak angkot melambaikan tangannya. Artinya, tolak saja angkot yang itu dan tunggulah angkot berikutnya. Dengan begini, kita nggak akan membuat orang lain menunggu dan diam-diam menggerutu ngrasani kita. Setuju...?
----------

4. Menyeret Langkah Kaki
Simpel aja. Menyeret langkah kaki, apalagi di atas tanah atau pasir, apalagi pakai alas sepatu, itu tuh rasanya... aduh, bikin geli telinga. Rasa gelinya tuh, geli-geli risih gitu. Tiap bunyi srak-srek yang dihasilkan saat sandal/ sepatu yang dipakai bergesekan dengan tanah, akan terasa mengganggu dan 'menyakitkan' di telinga.

So, kalau jalan kaki, lebih baik kakinya diangkat saja. Usahakan untuk tidak menyeretnya, kasihan orang lain yang mendengarnya. Oke? ;)

----------
=>>> next =>>