Senin, 14 April 2014

CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH


Karangan ilmiah adalah karangan yang dibuat dengan berdasarkan pada fakta umum, bersifat objektif (tidak memihak), dan ditulis menggunakan metode penulisan yang benar.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah

1. Sistematis
Artinya, harus dituliskan berdasarkan urutan yang benar. Misal : jika kita ingin menyusun sebuah makalah, maka sistematika penulisannya adalah : 
 1. halaman judul
 2. kata pengantar
 3. daftar isi
 4. pendahuluan (meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan)
 5. pembahasan
 6. penutup (berupa simpulan dan saran), dan 
 7. daftar pustaka.
Urutan tersebut tidak boleh sembarangan diacak-acak. Oleh karena itu, penting untuk menyusun karangan ilmiah secara sistematis.

2. Objektif
Tidak boleh memihak pada apa yang dituliskan di dalam karangan ilmiah. Penulis karangan ilmiah harus menjadi pihak yang netral, walaupun mungkin kenyataannya, dia menyukai sesuatu dari objek penelitiannya.
Misalnya, saya meneliti tentang produk kecantikan X. Kebetulan, saya sendiri memakai produk X dalam keseharian saya. Adalah salah jika kemudian saya tulis: "X adalah produk kecantikan yang telah mendunia. Banyak wanita yang memilih X sebagai kosmetik sehari-hari mereka. X terbukti ampuh mencerahkan kulit dan memancarkan kecantikan... bla bla bla....". (walah!)

3. Cermat, Tepat, dan Benar
Harus sesuai dengan fakta, tidak dikarang-karang atau ditambah-tambahi sendiri. Harus sesuai dengan kenyataan yang ada.

4. Tidak Persuasif
Tidak menggunakan bahasa iklan. Sebuah karangan ilmiah tidak diperkenankan menggunakan bahasa yang persuasif, atau yang mempengaruhi pembacanya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Contoh : (lihat di poin nomer 2 di atas).

5. Tidak Argumentatif
Hindari penggunaan kata seperti 'mungkin', 'menurut penulis', 'barangkali', 'sepertinya', 'kalau tidak salah'... dsb. Karena, kata-kata semacam ini menunjukkan keragu-raguan. Padahal, karangan ilmiah membutuhkan fakta yang meyakinkan.

6. Tidak Emotif
Penulis karangan ilmiah tidak diperkenankan menggunakan kalimat seperti "menurut pengalaman penulis....", atau kalimat-kalimat yang menjurus pada bahasa 'dear diary' (bahasa curhat).

7. Non-Profit Oriented
Tidak berorientasi pada pencarian keuntungan. Menulis karya ilmiah bukan karena mengincar uang/ penghasilan.

8. Tidak Hiperbolis
Tidak perlu menggunakan bahasa yang alay melebay (hiperbola).


Semoga bermanfaat! :)

________________________

Minggu, 06 April 2014

MENGENAL WUJUD SINONIM


Sinonim atau persamaan kata, ternyata nggak sesimpel yang kita pelajari di bangku sekolah, lho. Bukan sekedar bermakna "dua kata atau lebih yang memiliki arti yang sama", melainkan ada penjabaran lain yang membuat sinonim memiliki banyak ragam.
Apa saja ya, macam-macam sinonim itu? Berikut penjelasannya.

1. Sinonim antar morfem*) bebas dan morfem terikat
Contoh -> buku dia : bukunya
(dia = morfem bebas,  “—nya” = morfem terikat)
Contoh lain -> ayah kamu : ayahmu,  aku bawa : kubawa,  untuk aku : untukku, dsb.

*) Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna, tidak dapat dipecah jadi lebih kecil lagi, yang merupakan bagian pembentuk kata, frase, klausa, dan kalimat. Mirip-mirip dengan kata, tapi sebenarnya berbeda.
Kalau “dia” bisa disebut sebagai kata maupun morfem, kalau “—nya”  nggak bisa disebut kata, melainkan disebut morfem.
Contoh lain : merasa -> 1 kata, 2 morfem (me + rasa) ; dipilih -> 1 kata, 2 morfem (di + pilih)... dsb.


2. Sinonim kata dengan kata
Contoh -> baik : bagus,  nyaris : hampir,  semua : seluruh,  senang : bahagia... dst.


3. Sinonim kata dengan frasa
Contoh -> besar kepala : sombong,  rendah diri : minder,  kepala dingin : tenang... dsb.


4. Sinonim frasa dengan frasa
Contoh -> tinggi hati : besar kepala, merah jambu : merah muda, keras kepala : kepala batu... dst.


5. Sinonim kalimat dengan kalimat
Contoh -> Kakak mencubit Adik : Adik dicubit Kakak,  Rini makan roti : roti dimakan Rini... dst.


Ayoo... coba berlatih dengan mencari contoh lainnya. Selamat mencoba! J
_______________________


Kunjungi juga -> Mengenal Macam-Macam Antonim atau Oposisi

MENGENAL MACAM-MACAM ANTONIM ATAU OPOSISI



Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar sampai SLTA, yang diajarkan guru-guru kita tentang antonim hanya sebatas “antonim=lawan kata”. Misal : gelap lawan katanya terang, tua lawan katanya muda, kurus lawan katanya gemuk, dan seterusnya.

Ternyata, pembahasan tentang antonim nggak sesederhana itu, loh. Karena antonim terbagi dalam beberapa sifat.

Antonim, selain disebut perlawanan kata, nama lainnya adalah oposisi. Nah, ada berapa macam sih, oposisi itu? Yuk kita simak! Cekidot! ;)


1. Oposisi Mutlak
Oposisi mutlak adalah oposisi yang bersifat ‘ya’ atau ‘tidak. Pertentangan maknanya bersifat mutlak. Artinya, jika salah satunya berlaku, maka yang lain tidak berlaku.
Contoh : hidup >< mati
Orang kalau nggak hidup, disebut mati. Kalau nggak mati, disebut hidup. Kalau mati suri? Ya tetep aja itu namanya mati, walaupun kemudian hidup lagi. :D

Contoh lainnya adalah laki-laki >< perempuan. Walaupun dia waria, tetap saja dia laki-laki. Walaupun tomboy, ya sejatinya dia perempuan.


2.  Oposisi Kutub/ Oposisi Polar
Oposisi kutub atau oposisi polar adalah oposisi yang tidak terdapat pertentangan mutlak di dalamnya. Oposisi ini bersifat gradasi. Artinya, ada tingkatan makna pada kata (seperti ‘agak’, ‘sangat’,... dsb)
Contoh : panjang >< pendek

Kita nggak tahu yang disebut ‘panjang’ itu yang ukurannya seberapa, begitupun dengan yang pendek. Bisa saja kita katakan “sangat panjang >< sangat pendek”, “agak panjang >< agak pendek”, “sangat panjang >< agak pendek”, “agak panjang >< sangat pendek”... dst.

Contoh lainnya seperti : luas >< sempit, besar >< kecil, bagus >< jelek, rajin >< malas, kotor >< bersih,... dst.


3. Oposisi Relasional
Oposisi relasional menunjukkan bahwa sebuah kata hadir karena adanya kata lain.
Contoh : penjual >< pembeli
Adanya’penjual’ karena ada ‘pembeli’.

Contoh lain : murid ><guru, dosen >< mahasiswa, suami ><istri, dsb.


4. Oposisi Majemuk
Oposisi Majemuk adalah oposisi yang mempunyai banyak anggota ; alternatifnya lebih dari satu.
Contoh :berdiri >< duduk (?)

Belum tentu. Bisa saja berdiri >< berbaring, atau berdiri >< jongkok, atau berlawanan dengan tiarap, tengkurap, sujud, dst.

Contoh lain : menangis >< tertawa, tersenyum, nyengir,... dsb.

_____________________


Kunjungi juga ->  Mengenal Wujud Sinonim

Nah, cobalah berlatih dengan mencari contoh dari keempat oposisi di atas. Selamat mencoba! =)